Wabah Demam Berdara Dengue (DBD) di Kabupaten Kapuas Hulu kembali merenggut nyawa. Kalau sebelumnya seorang balita di Kecamatan Empanang, bernama Radit. Kali ini DBD merenggut nyawa Yohan Bek, seorang anak 6 tahun asal Desa Datah Dian Kecamatan Putussibau Utara. Yohan meninggal pada Sabtu 16 September 2017 lalu di RSUD dr. Ahmad Diponegoro Putussibau.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, Ade Hermanto, menuturkan, Yohan Bek sempat ditangani oleh petugas kesehatan di Desa, kemudian disarankan untuk dirujuk kerumah sakit, saat itu kondisinya belum terlalu buruk. Akan tetapi pihak keluarga yang bersangkutan tidak mau anak itu dirujuk, setelah kondisi si anak menurun baru dirujuk.”Pihak keluarga akhirnya dipaksa untuk membawa anak tersebut kerumah sakit pada hari Jumat 15 September 2017. Sesampai dirumah sakit, korban sudah Dengue Syok Syndrom (DSS). Sempat mendapatkan tindakan Instalasi Gawat Darurat (IGD) namun besoknya sudah meninggal dunia,” papar Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, Selasa 19 September 2017.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu menambahakan pula, jumlah kasus Demam Berdara Dengue (DBD) di Kapuas Hulu semakin bertambah, dari catatan yang ada jumlahnya sudah ada 98 kasus. Dengan semakin banyaknya kasus Demam Berdara Dengue (DBD) ini, pihaknya pun sedang giat melakukan fogging ke beberapa wilayah. “Tak kalah penting, saya ingatkan kepada masyaraat untuk dapat menjaga kebersihan lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),” himbau Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular pada Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu.
Sementara itu Sekretaris RSUD dr. Ahmad Diponegoro Putussibau, Zainudin, mengungkapkan, untuk mengantisipasi lonjakan kasus DBD ini, tentunya pihaknya akan menyiapkan tempat bagi pasien yang terkena Demam Berdara Dengue (DBD). “Saat ini tempat perawatan masih memungkinkan untuk melayani masyarakat yang terkena Demam Berdara Dengue (DBD), namun jika jumlahnya sudah melonjak, kami bisa saja menyediakan ektra bad bahkan lorong-lorong rumah sakit nanti bisa dijadikan tempat perawatan. Nanti tergantung kebijakan kami,” ujar Sekretaris RSUD dr. Ahmad Diponegoro Putussibau. Sekretaris RSUD dr. Ahmad Diponegoro Putussibau juga mengatakan, sejauh ini jumlah pasien Demam Berdara Dengue (DBD) yang dirawat dirumah sakit jumlahnya memang banyak, paling banyak yang dirawat dirumah sakit tersebut ialah anak-anak. Ada yang masih dirawat dan ada juga yang sudah sembuh. “Berapa pun banyak pasien yang terkena Demam Berdara Dengue (DBD), kami akan tetap melayani dan akan menyediakan tempat perawatan,” ucap Sekretaris RSUD dr. Ahmad Diponegoro Putussibau.
Sekretaris RSUD dr. Ahmad Diponegoro Putussibau pun mengimbau kepada masyarakat untuk mewaspadai penyakit Demam Berdara Dengue (DBD) ini, terutama genangan air yang ada dilingkungan rumahnya karena setiap genangan air tersebut mempunyai potensi untuk perkembangan nyamuk Aedes Aigipty. “Fogging itu tidak akan efektif, jika masih ada air tergenang. Palingan hanya untuk menghambat pertumbuhan nyamuk saja, bukan membunuhnya,” tutas Sekretaris RSUD dr. Ahmad Diponegoro Putussibau. (Doc. Bidang SAI-DKIS)