Pemberitaan warga Desa Bahenap yang sakit harus ditandu untuk berobat ke rumah sakit di Putussibau, menuai keprihatinan banyak pihak. Salah satunya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, dr H. Harisson, M.Kes. Ia mengaku prihatin dengan kondisi masyarakat yang masih sulit untuk mengakses pelayanan kesehatan. “Saya terus berupaya agar kesulitan seperti itu bisa pelan-pelan dihilangkan. Tapi hal ini tanggungjawab semua pihak, tidak bisa Dinas Kesehatan bekerja sendiri,” ungkapnya, Senin 12 Juni 2017. Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu itu mengapresiasi masyarakat Kapuas Hulu yang dengan semangat bergotong royong membantu keluarga atau tetangga yang sakit untuk segera dibawa ke pusat pelayanan kesehatan terdekat. "Dalam pelayanan kesehatan memang butuh dukungan bersama," ujarnya.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kapuas Hulu, dr H. Harisson, M.Kes mengatakan, terkait kondisi pelayanan kesehatan di Desa Bahenap, lokasi tersebut sudah ada Poskesdes atau Pustu. Hanya saja tenaga kesehatan disitu pasti miliki keterbatasan di dalam menangani kasus-kasus pasien yang berat. Sehingga pasien harus dirujuk ke Poskesmas terdekat atau ke ibukota Kecamatan atau ke RSUD dr Ahmad Diponegoro Putussibau. “Jadi tidak betul disana (Bahenap) tak ada fasilitas pelayanan kesehatan. Kami sudah menyiapkan Puskesdes ditingkat Desa,” katanya.
Kebijakan Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan Kapuas Hulu satu Desa itu ada satu fasilitas pelayanan kesehatan, bisa Puskesmas Pembantu maupun Poskesdes berikut petugas kesehatannya. “Untuk Desa Bahenap Kecamatan Kalis itu ada dibangun Poskesdes dan ada petugas kesehatannya yaitu Tenaga Bidan Desa,” ujarn dr H. Harisson. Desa Bahenap ada tiga dusun yaitu dusun Baberuk, dusun Bahenap dan dusun Sepan Padang. Jarak dari dusun Baberuk ke Bahenap sekitar 30 menit, tetapi memang kondisi jalan penghubung antar dusun belum begitu baik. Terjadi kerusakan, sehingga sulit dilewati dengan menggunakan mobil. “Kondisi jalannya memang masih rusak, tidak bisa dilewati mobil,” ungkap dr H. Harisson.
Kepala Dinas Kesehatan Kapuas Hulu, dr H. Harisson mengatakan, pasien dibawa ke Desa Kensuray, karena memang Kensuray ada jalan raya yang bisa diakses mobil. “Di Kensuray juga ada Poskesdes dan ada tenaga bidan,” jelasnya. Puskesmas induk biasanya melakukan pelayanan kesehatan berupa kegiatan Puskesmas keliling ke daerah-daerah sulit. Dan Bidan selalu melakukan kegiatan Posyandu setiap bulan kedaerah-daerah tersebut. Dijelaskannya pula, kalau prinsip 1 (satu) Desa satu fasilitas pelayanan kesehatan, untuk Kecamatan Kalis sudah terpenuhi lengkap dengan petugasnya. “Masih ada dusun yang jauh dari Fasilitas pelayanan kesehatan yang kami bangun di Desa. Untuk itu perlu ada peran dari Desa untuk membangun Fasilitas pelayanan kesehatan seperti Poskesdes/Pustu di dusun-dusun yang jauh dari Desa,” terangnya.
Kendati demikian, dr H. Harisson mengakui, untuk penempatan tenaga kesehatan di setiap dusun Pemerintah Kabupaten pihaknya belum mampu. Karena untuk memenuhi tenaga kesehatan per desa pihaknya kesulitan, sehubungan dengan moratorium (penundaan) penerimaan tenaga Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS). “Saya harapkan Kepala Desa mengalokasikan Dana Desa untuk membangun Poskesdes atau Pustu disetiap Desa atau dusun sesuai kebutuhan,” ucapnya. Desa juga harusnya memberikan dana operasional untuk membiayai tenaga kesehatan yang ditempatkan di Desa/dusunnya masing-masing. “Mengadirkan tenaga kesehatan kontrak/magang yang dibiayai oleh Desa,” jelasnya.