Dua Kelompok Tani (Poktan) di Kapuas Hulu Panen Bawang Merah


Kelompok tani (Poktan) Mekar Sari dan Mekar Sari I di Kabupaten Kapuas Hulu, Provinsi Kalimantan Barat, berhasil menanam bawang merah dan melakukan panen. Kelompok tani Merkar Sari merupakan gabungan petani di Desa Seluan Kecamatan Putussibau Utara sedangkan Poktan Mekar Sari I adalah gabungan petani di Desa Sayut Kecamatan Putussibau Selatan. Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kabupaten Kapuas Hulu, Drs. Abdurrasyid, M.M, turut serta melakukan panen di desa Sayut.

Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kapuas Hulu, Drs. Abdurrasyid, M.M mengatakan, Tahun 2017 ini Kapuas Hulu dapat bantuan untuk pengembangan komoditi bawang merah dari Pemerintah Provinsi Kalbar. Pengembangannya di 10 hektare lahan masyarakat. "Ada 8 Poktani (Kelompok tani) yang melakukan pengembangan bawang merah tersebut," papar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kapuas Hulu, Minggu 03 September 2017. Adapun Kelompok tani tersebut adalah, kelompok tani (poktan) Baung Lestari di desa Kedamin Hulu, Kecamatan Putussibau Selatan yang mengelola 1 hektare lahan tanam; kelompok tani (poktan) Harapan Bersama dan Anugrah Bersama di Desa Tekalong, Kecamatan Mentebah, kedua kelompok tani ini mengelola 1 hektare; Kelompok tani (poktan) Karya Lestari di Desa Buak Limbang, Kecamatan Pengkadan yang mengelola 1,5 hektare; Kellompok tani (poktan) Tani Makmur I di Nanga Suruk, Kecamatan Bunut Hulu mengelola 1 hektare; kemudian Kelompok tani (poktan) Usaha Mandiri Desa Kedamin Darat, Kecamatan Putussibau Selatan mengelola 1,5 hektare. "Sedangkan poktan (Kelompok tani) Mekar Sari I Desa Sayut dan poktan (kelompok tani) Mekar Sari Desa Seluan, masing-masing mengelola 2 hektare. Kedua poktan (Kelompok tani) ini sudah panen, namun hanya sebagian kecil dari lahan tanam," papar Kepala Dinas Pertanian dan Tanaman Pangan Kapuas Hulu. 

Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, Jasmin, memaparkan, hasil panen bawang merah Kelompok tani Mekar Sari I kurang lebih 30an Kg. Berat tersebut masih dalam keadaan basah, termasuk daun dan akarnya. "Saat panen bawang oleh poktan (Kelompok tani) Mekar Sari I, pak Kepala Dinas hadir langsung," ujar Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Bawang yang dipanen Kelompok tani Mekar Sari I, kata Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, agak kurang ketimbang kelompok tani Mekar Sari. Kelompok tani Mekar Sari I hanya sekitar dua sampai tiga siung bawang dalam satu batang, sedangkan kelompok tani Mekar Sari dalam satu batang bisa sampai sembilan siung. Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura mengakui, awalnya agenda panen bawang mau mengundang Bupati, sebab Kepala Dinas sudah survey langsung. Tapi karena musim serangan hama jadi masyarakat terpakasa panen awal. "Yang dipanen sebagian kecil lahan, tapi hasilnya ternyata bagus," tutur Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menjelaskan juga, penanaman bawang merah awal swadaya masyarakat, mereka memang coba menggunakan benih yang dibeli di pasar lokal, namun banyak gagal. Kemudian ada beberapa lokasi yang dilakukan percontohkan oleh Penyuluh Pertanian Lapangan Dinas Pertanian ternyata berhasil, lalu di ikuti masyarakat pola tanamnya. Bertepatan juga Tahun 2017 ini ada bantuan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang dikelola Pemerintah Provinsi Kalbar untuk pengadaan sarana produksi bawang merah berupa benih pupuk dan obat-obatan serta mulsa (material penutup tanaman budidaya), untuk luas tanam 10 hektare. "Dari bantuan itu Dinas Pertanian berusaha membantu pembinaan produksi secara intensif, sehingga ada yang sudah panen," ungkap Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Menurut Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura, bawang adalah produk hortikutral. Tanaman bawang tidak boleh kurang air, disisi lain lahan tanamnya juga tidak boleh tergenang. Hal ini harus menjadi perhatian para petani. Disamping itu ancaman hama juga harus diwaspadai. "Lahan tanam juga harus berebentuk bedengan untuk mengantisipasi genangan hujan sehingga siung bawang yang ditanam tidak busuk. Kalau kemarau juga harus intensif disiram, terutama pada 15 hari pertama tanam," tutur Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura.

Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura menilai, potensi lahan di Kapuas Hulu sudah memadai untuk menanam bawang, apalagi Bumi Uncak Kapuas adalah daerah tropis. Dalam kurun 50 hingga 60 hari masa tanaman, bawang sudah bisa panen. "Hasilnya juga sudah bagus, seperti hasil panen di Seluan," tegas Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. Akan tetapi kedepannya Pemerintah harus bisa mendukung untuk penjualan bawang, setidaknya bisa untuk pemenuhan lokal Kapuas Hulu. "Kalau dari Dinas kami, bawang sudah jadi  wacana dari pak Kadis (Kepala Dinas) untuk lebih fokus tahun depan, terutama untuk benih bawang merah yang unggul," timpal Kepala Seksi Produksi Tanaman Pangan dan Hortikultura. (Doc. Bidang SAI-DKIS)

Share Post:

BERITA POPULER