Bappeda Kapuas Hulu Hadiri Pertemuan Teknis Petani Sawit di Putussibau


Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Kapuas Hulu melalui Margaretha Herawati, S.Sos., M.AP. (Perencana Ahli Muda) Bidang Perencanaan Perekonomian menghadiri Pertemuan Teknis Petani Sawit “Pengembangan Sawit untuk Kesejahteraan Masyarakat di Daerah 3T” yang berlangsung di Hotel Grand Banana, Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, pada Jumat (31/10/2025) pukul 08.00 WIB hingga selesai.

Kegiatan ini dibuka oleh Bupati Kapuas Hulu : Bapak Fransiskus Diaan, S.H., M.H dan dihadiri oleh Ketua DPRD Kapuas Hulu Bapak Yanto, SP, Ketua Umum Perkumpulan Forum Petani Kelapa Sawit Jaya Indonesia /POPSI Bapak Mansuetus Darto, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kapuas Hulu Bapak Hiasintus Gunung Agung, S.H., M.Si, Direktorat Jenderal Perkebunan melalui zoom, Direktur Utama Badan Pengelola Dana Perkebunan /BPDP atau yang mewakili melalui zoom, Ketua Umum Gabungan Pengusaha Perkebunan Indonesia /GAPKI yang diwakili oleh Bapak Sumarjono Saragih, Ketua Asosiasi Petani Sawit Mandiri Sadar Sejahtera Bapak Drs. H. Abdurrasyid,M.M, Ketua Umum Komunitas Petani Sawit Kalimantan Barat /KPSKB, Samoperna Agro Tbk yang diwakili Bapak Agus Shomad, Pusat Penelitian Kelapa Sawit /PPKS yang diwakili Bapak Andy Morinho, Kepala Desa, Camat, Seluruh Petani Sawit SE – Kalbar.
Kehadiran Bappeda dalam kegiatan ini menegaskan komitmen pemerintah daerah dalam menjadikan sektor perkebunan sebagai pengungkit ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di pelosok.

Bappeda juga menekankan bahwa pembangunan di daerah 3T haruslah inklusif dan berwawasan lingkungan. Keberadaan komoditas sawit di daerah 3T bukan sekadar tentang membuka lahan, melainkan tentang membangun ekosistem ekonomi dari hulu ke hilir. Kita harus memastikan bahwa dari awal, pola yang dikembangkan adalah pola kemitraan yang sehat dan berkelanjutan, bukan eksploitasi semata. Tujuannya tunggal: meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.

Peran Bappeda dalam hal ini adalah memastikan perencanaan yang komprehensif dan terintegrasi. Kita tidak hanya melihat aspek budi dayanya, tetapi juga infrastruktur pendukung seperti akses jalan, penyediaan bibit unggul, pendampingan teknis, hingga akses permodalan dan pemasaran. Semua ini harus direncanakan dengan matang agar manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Dalam kegiatan tersebut, disampaikan juga berbagai skema kemitraan yang dapat diakses oleh petani, termasuk pola Kemitraan Inti Plasma dengan perusahaan perkebunan setempat. Skema ini diharapkan dapat memberikan jaminan pasar dan transfer ilmu pengetahuan bagi petani lokal.

Diharapkan, dengan sinergi yang kuat antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat ini, pengembangan sawit di daerah 3T dapat menjadi contoh nyata bagaimana pembangunan ekonomi dapat berjalan seiring dengan pemberdayaan masyarakat dan pelestarian lingkungan, mengentaskan daerah dari status tertinggal dan memakmurkan wilayah terdepan Indonesia.

LINK SOSIAL MEDIA BAPPEDA KAPUAS HULU

Share Post:

BERITA POPULER