Kasus terkait perempuan dan anak masih ditemukan di Kabupaten Kapuas Hulu. Untuk menggiring penyelesain kasus tersebut, Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (PP dan KB) Kabupaten Kapuas Hulu menggunakan pola jejaring kerja dengan beberapa instansi.
Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu, Martha Banang SH, MM menegaskan, pihaknya tidak bisa mengerjakan sendiri penyelesaian masalah kekerasan terhadap perempuan dan anak. Pihaknya memiliki jejaring kerja dalam menangani kasus kekerasan tersebut. “Jejaring kerja kami adalah dokter, polisi, pihak-pihak terkait termasuk wartawan,”. Selasa (27/9/2016)
Kepala Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu menjelaskan, Kabupaten Kapuas Hulu menemukan kasus yang menimpa anak dan perempuan, dan pihaknya sempat dilibatkan. Diantaranya terkait kasus pemerkosaan dan juga terkait keributan remaja SMA. “Tapi sekarang proses hukumnya sudah selesai semua. Kalau kasus penganiayaan perempuan di Teluk Sindur, yang hingga korban perempuannya meninggal, itu tidak ada yang koordinasi dengan kami,”.
Kabupaten Kapuas Hulu memang terlihat minim kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang masuk ke Kepolisian. Tetapi hal itu tidak menutup kemungkinan ada lebih banyak kasus yang menimpa anak dan perempuan.
Ada banyak akar permasalahan yang dapat menyebabkan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Salah satunya adalah minuman keras, karena kesadaraan dibawah pengaruh alkohol sehingga terjadi pemukulan dan tindak kriminal lainnya. Sebagai upaya pencegahan kekerasan dalam rumah tangga terhadap anak dan perempuan, penjualan manusia dan penjualan anak. Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana Kabupaten Kapuas Hulu selalu melakuan sosialisasi ke masyarakat. “Supaya perempuan, anak dan keluarga dijaga dengan baik, hidupnya rukun dan saling menghargai. Anak mendapat pendidikan dengan baik, bukan kekerasan,”. (Yohanes/Dishubkominfo Kab. KH)