Identitas suku Dayak salah satunya adalah tato yang tergambar dibagian tubuh masyarakat komunitas Dayak. Masing-masing sub suku Dayak memiliki motif berbeda dan filosopi tersendiri. Sayangnya upaya pelestarian terhadap tato masih sangat minim, sehingga tato tradisional dan filosopinya beresiko hilang ditelan zaman. Memperhatikan begitu berartinya tato bagi identitas suku Dayak. Sekelompok pemuda Dayak Kapuas Hulu yakni Alberto Deo P, Ivan Delas, Apai Davy dan Domunikus Uyub, melakukan pangau trip atau perjalanan untuk menginventarisir motif tato suku Dayak dan filosopinya.
Alberto Deo P menegaskan, masyarakat Dayak perlu melestarikan budayanya agar tidak hilang ditelan zaman. Tato adalah salah satu aset atau identitas Dayak yang harus dilestarikan bersam-sama. "Sebab itu pangau trip dilakukan untuk menginventarisir motif tato dan filosopi yang terkadung dalam tato tersebut,". Alberto Deo P menuturkan, pangau trip dilakukan pada Minggu 12 Agustus 2018 lalu. Kegiatan itu menyasar ke daerah Mendalam, Kecamatan Putussibau Utara. "Kami melakukan inventarisasi tato Dayak Kaya'an Mendalam," ucap Alberto Deo P, saat ditemui Rabu 15 Agustus 2018.
Dalam kunjungan tersebut Alberto Deo P mengatakan, dirinya dan temannya menemui Uku' Dang. Seorang perempuan renta yang memiliki tato di kedua kakinya. "Tato tersebut kemudian di sket ulang oleh teman kami, Ivan Delas. Itu untuk di inventarisir di Pangau Studio nantinya,". Uku' Dang sempat menjelaskan terkait filosopi tato yang ada di kakinya tersebut merupakan lampu menuju alam baka. Selain itu tato juga dianggap sebagai bagian dari kecantikan diri. "Uku' Dang juga menceritakan bahwa tato itu dibuat di kakinya saat masih kecil," ungkap Alberto Deo P.
Alberto Deo P berharap, kedepan akan lebih banyak jenis tato yang dapat terinventarisasi pihaknya, sehingga motif tato tradisional dapat terdata dan terlestarikan dengan baik. Dengan demikian generasi yang akan datang dapat mengetahui identitas kesukuannya. "Kami juga berharap semakin banyak pemuda di Kapuas Hulu ini mencintai budayanya dan adat istiadatnya, serta mau melakukan sesuatu untuk melestarikannya. Bukan hanya suku Dayak saja tetapi juga suku-suku lainya," tutup Alberto Deo P.