Yayasan KEHATI menjalankan program Tropical Forest Conservation Act (TFCA) Kalimantan. Program tersebut memanfaatkan dana hibah luar Negeri terkait pengalihan hutang Negara. TFCA Kalimantan menjalankan dua program, inisiatif Hearth of Borneo (HoB) dan Berau Forest Carbon Program (BFCP). Lokasi kegiatan BFCP adalah di Kabupaten Berau, sedangkan lokasi kegiatan HoB adalah Kabupaten Kutai Barat, Mahakam Hulu dan Kapuas Hulu serta yang mendukung HoB.
Direktur TFCA Kalimantan, Puspa Dewi Liman memaparkan, komitmen hibah telah berlangsung dari Tahun 2014 hingga 2018. Hibah BFCP totalnya Rp 77.878.692.000, HoB totalnya Rp 64.736.216.000 serta investasi strategis totalnya Rp 21.492.647.500. "Jadi total hibah keseluruhan Rp 164.044.556.100, dengan melibatkan mitra 54 lembaga (NGO). Penggunaan dana itu sudah diaudit," papar Direktur TFCA Kalimantan, saat peluncuran program TFCA Kalimantan siklus 4 di aula Bappeda Kabupaten Kapuas Hulu, Rabu 03 Oktober 2018. Saat ini, kata Direktur TFCA Kalimantan, hibah HoB di Kapuas Hulu masuk siklus 4. Ada lima NGO yang menjadi mitra pengelola program, yaitu Rekam Jejak Alam Nusantara, Konsorsium Swandiri, Kompakh, FORKKAB serta Pokwasmas Danau Empangau.
Bupati Kapuas Hulu, AM. Nasir, SH menegasakan, program hibah HoB di Kapuas Hulu harus melibatkan Camat dan Kepala Desa (Kades) dilokasi program. Sebab program itu berjalan untuk beberapa tahun kedepan. "Saya tegaskan, jangan sampai program ini menjadi masalah,". Bupati Kapuas Hulu mengatakan, dirinya sengaja hadir dalam peluncuran program TFCA Kalimantan siklus 4 tersebut karena ini penting. Ada kompensasi tentang hutan yang dibahas. "Kalau dana hiba itu seperti ini, sudah audit, tentu sudah jelas penggunaan anggaran. Apalagi program ini telah berjalan dari 2014 sampai sekarang," tegas Bupati Kapuas Hulu.
Program TFCA Kalimantan sekarang masuk siklus 4, program itu berlangsung dari Tahun 2018-2021. Ada lima mitra atau NGO yang mengelola program. "Kepada mitra pelaksana program TFCA, kalian harus berorientasi pada hasil ke masyarakat. Jangan lupa koordinasikan program yang berjalan dengan Organisasi Perangkat Daerah terkait, para Camat dan Kepala Desa setempat juga. Terpenting, realisasinya harus juga sejalan dengan visi misi Bupati," tegas Bupati Kapuas Hulu.
Bupati Kapuas Hulu juga berharap agar TFCA Kalimantan bisa membangun kantor di Putussibau, sehingga koordinasi dan monitoring kegiatan bisa mudah di Kapuas Hulu. "Pemkab Kapuas Hulu juga ada rencana mengembangkan Desa Kedungkang, Kecamatan Batang Lupar, sebagai obsi pariwisata di Taman Nasional Danau Sentarum. TFCA Kalimantan hendaknya bisa mendukung pengembangan wilayah ini," papar Bupati Kapuas Hulu.
Selain itu, sektor madu hutan juga perlu menjadi perhatian TFCA Kalimantan. Terus perluas pengembangannya karena itu sangat dirasa mensejahterakan masyarakat. "Semua program dari TFCA tentu berbasis masyarakat dengan konsep upaya pelestarian hutan guna mendukung HoB. Kami ingin sektor madu hutan itu semakin berkembang, karena itu berdampak langsung dengan masyarakat, hasilnya didapat langsung oleh mereka," tutup Bupati Kapuas Hulu.