Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu telah memantau aktifitas pekerja Warga Negara Asing (WNA) Thiongkok di PT. Borneo Mandiri Mineral yang beroprasi di Kecamatan Bunut Hulu. Tahapan pekerjaan yang dilakukan perusahaan tersebut masih pada tahap eksplorasi.
Kepala Bidang (Kabid) Tenaga Kerja pada Disnaker Perindustrian dan Transmigrasi Kabupaten Kapuas Hulu, Subandi menjelaskan, ada beberapa tahapan pekerjaan dalam bidang pertambangan. Ada langkah survey lapangan, eksplorasi dan eksploitasi. "Untuk pertambangan di Bunut Hulu itu sudah ada izinnya, masa pekerjaan sekarang ini eksplorasi. Eksplorasi ini semacam mengambil sampel bahan tambang, sehingga butuh alat berat. Karena masuk alat berat itu masyarakat pikir seolah sudah jalan, padahal belum," papar Kabid Tenaga Kerja pada Disnaker Perindustrian dan Transmigrasi Kapuas Hulu, Selasa 08 Mei 2018.
Eksplorasi yang menghasilkan sampel barang tambang kemudian dianalisa. Hal tersebut untuk melihat potensi emas yang ada di lokasi izin tambang. "Ini tentu jadi perhitungan manajemen perusahaan bersangkutan. Dalam Eksplorasi itu bisa memakan waktu dua tahun,". Memang ada beberapa WNA pekerja tambang yang sudah keluar dari lokasi tambang tersebut. Mereka keluar untuk membawa hasil eksplorasi agar dapat di analisa. "Maka sekarang tinggal beberapa saja WNA yang dilapangan, nanti kalau perlu bahan lanjutan untuk explorasi itu, mereka yang tersisa akan kirim sampelnya," terang Kabid Tenaga Kerja pada Disnaker Perindustrian dan Transmigrasi Kapuas Hulu.
Kabid Tenaga Kerja pada Disnaker Perindustrian dan Transmigrasi Kapuas Hulu menuturkan, terkait potensi emas ada pola gerimis, tapak kuda dan jalan semut. Pengetahuan tentang potensi emas, didapatnya saat bekerja di bidang pertambangan emas, sebelum menjadi ASN. Dulu dipercaya di Kalimantan ada gunung berapi, karena sebaran tanah putih. Gunung tersebut mengadung emas dan meletus. Tembakan gunung berapi tersebut menembakan emas. Ada yang berupa serbuk, itu disebut gerimis. Ada pula yang besar-besar jatuhnya dan jarak berjauhan, ini disebut tapak kuda. "Kalau lokasi tapak kuda, emas yang didapat cukup banyak, bisa belasan gram satu titik. Cuma dicari dititik sekitarnya tidak ada, puluhan meter lagi baru dapat. Ini disebut tapak kuda," terang Kabid Tenaga Kerja pada Disnaker Perindustrian dan Transmigrasi Kapuas Hulu.
Terakhir pola jalan semut, ini dipercaya magma yang meleleh dari letusan merapi itu membawa emas lewat jalur sungai. "Ini yang biasa dikejar penambang di sekitaran alur sungai. Ini sebagian teori yang didapat dari bekerja pertambangan dulu," tutup Kabid Tenaga Kerja pada Disnaker Perindustrian dan Transmigrasi Kapuas Hulu.